Senin, 20 Juni 2016

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA



ABSTRAK

Dian Komalasari
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA
Kata Kunci : Perilaku merokok,remaja

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan prediktor dari merokok perilaku pada remaja.Subyek penelitian ini adalah 75 laki-laki, berusia 15-18 tahun, dan perokok. Ini Penelitian yang dilakukan terhadap skala Tua permisif Sikap untuk perilaku merokok,Skala pengaruh teman sebaya, skala Kepuasan psikologis, dan skala Merokok Tingkah laku hipotesis adalah bahwa orang tua sikap permisif terhadap perilaku merokok,pengaruh teman sebaya, kepuasan psikologis adalah prediktor terhadap perilaku merokok pada remaja.
Ada fenomena co-liniarity antara kepuasan psikologis dan prediktor sehingga kepuasan psikologis dari analisis regresi.Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa nilai F = 22.468 (p <0,05) dan R(R = 0.620 makan R2 perilaku dan pengaruh teman sebaya adalah prediktor terhadap perilaku merokok pada remaja.Bisa disimpulkan bahwa orang tua permisif sikap perilaku merokok dan pengaruh teman sebaya yang efektif kontribusi 38,4%.= 0.384). Ini berarti sikap permisif yang orang tua untuk merokok.


BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Para remaja adalah penerus generasi bangsa. Namun, para remaja sekarang seringkali menganggap enteng kesehatan mereka. Mereka hanya memikir apa yang akan membuat mereka senang, seperti rokok. Para remaja lebih banyak menggunakan rokok di usia muda tanpa memperhatikan akibat yang akan di timbulkan dari kelakuannya tersebut.
Sebenarnya seorang pelajar belum boleh merokok di kalangan sekolah, masyarakat atau kalangan yang lainnya. Karena hal ini dapat berdampak buruk pada kesehatannya, sekolahnya dan lain-lain. Biasanya hal ini di lakukan oleh para pelajar karena kondisi emosi mereka yang tidak stabil memebuat mereka melakukan segalah hal untuk melampiaskan esmosinya. Populasi merokok pada usia dini sangatlah tinggi. Hal ini di sebabakan karena kurangnya penyuluhan tentang bahaya rokok di kalangan sekolah atau masyarkat, atau mungkin juga kurangnya kesadaran pada diri mereka sehingga mereka tidak memperhatikan bahayanya dan juga nanti kedepanya.
Kebiasaan  merokok  diIndonesia  sangat  memprihatinkan. Setiap saat kita dapat menjumpai masyarakat dari berbagai usia, termasuk pelajar. Padahal, berbagai penelitian dan kajian yang telah di lakukan menunjukan bahwa rokok sangat membahayakan kesehatan. Bukan hanya membahayakan para perokok, asap rokok juga sangat berbahaya apabila di hirup oleh orang-orang yang berada di sekitarnya ( perokok pasif ). Bahkan sebagian penelitian menunjukkan bahwa para perokok pasif memiliki resiko kesehatan lebih tinggi dari pada para prokok itu sendiri. Penyakit-penyakit mulai dari menderita batuk hingga kanker paru-paru mengancam para perokok aktif maupun pasif.
Kami menyadari bahwa informasi tentang bahya rokok bagi kesehatan sangat penting untuk di ketahui oleh masyarakat luas, khususnya para pelajar. Hal ini yang mendorong kami untuk menyusun makalah ini tentang Bahaya Merokok Dikalangan Remaja. Kami berharap, dengan mengetahui informasi ini para pelajar dapat mengurungkan niatnya untuk mengonsumsi rokok, atau bahkan berhenti merokok.

1.2  Rumusan Masalah
·         Bagaimana  penyebab perilaku merokok pada dikalangan remaja?
·         Bagaimana dampak dari merokok?
·          Bagaimana upaya mengatasi perilaku merokok pada remaja?

1.3  Tujuan Penulisan
·         Mendeskripsikan faktor penyebab perilaku merokok pada kalangan remaja.
·         Mendeskripsikan dampak dari merokok.
·         Mendeskripsikan upaya mengatasi merokok pada kalangan remaja.


1.4  Manfaat Penelitian
·         Institusi pendidikan
     Tulisan ini diharapkan sebagai salah satu bahan referensi bagi mahasiswa kesehatan dalam upaya pencegahan  munculnya perilaku merokok terutama pada usia anak sekolah dan pra sekolah.
·         Institusi pemerintahan
     Tulisan ini diharapkan dapat menjadi salah sumber dalam upaya penanggulangan rokok untuk kesejahteraan hidup masyarakatnya.
·         Institusi kesehatan
     Tulisan ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi tentang perilaku merokok sehingga dapat menyusun program pendidikan kesehatan masyarakat.



BAB II
ISI


2.1  Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok
     Menurut Lewin dalam Komasari dan Helmi (2000), perilaku merokok disebabkan diri sendiri dan faktor lingkungan.
Suryaningrat (2007), perilaku merokok merupakan perilaku berbahaya bagi kesehatan. Namun, masih banyak orang yang melakukannya. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan seorang merokok yaitu:
a.         Pengaruh keluarga
Seorang yang berasal dari keluarga yang konservatif (keluarga yang menjaga dan memperhatikan anak-anaknya) lebih sulit untuk terlibat dengan rokok. Sedangkan orang yang berasal dari keluarga yang permisif ( keluarga yang tidak terlalu menjaga anaknya dan menerima perilaku anak) cenderung akan mudah untuk terlibat dengan rokok.
Dalam Journal of Consumer Affairs (Aliyah, 2011) menyebutkan bahwa orang tua perokok akan berpengaruh dalam mendorong anak mereka menjadi perokok pemula di usia dini. Secara psikologis, toleransi orang tua terhadap asap rokok di rumah akan membentuk nilai bagi anak bahwa merokok adalah hal yang boleh dilakukan dan mereka merasa bebas untuk merokok karena tidak ada sangsi moral yang diberikan oleh orang tua (Mu’tadin, 2002).
Contoh lain adalah adanya permasalahan internal keluarga. Misalnya, seorang anak berasal dari keluarga yang broken home, diantaranya dipicu dengan perceraian orang tua. Anak tersebut melakukan aktivitas merokok sebagai bentuk protes dan perlawanan terhadap kedua orang tuanya karena tidak memperhatikannya (Suryaningrat, 2007).


b.        Pengaruh Teman
Seseorang yang mempunyai teman perokok akan lebih mungkin merokok dibanding orang yang tidak punya teman perokok. Banyak orang terdorong menjadi perokok pemula untuk menyusaikan diri pada komunitas pergaulan. Rokok membuat mereka merasa lebih diterima oleh banyak orang (Mu’tadin, 2002). Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi :
1)        Orang tersebut terpengaruh oleh teman-temannya.
2)        Teman-temannya dipengaruhi olehnya 
c.         Faktor Kepribadian
Orang mencoba merokok karena alasan ingin tahu, atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit dan kebosanan. Secara kepribadian, kondisi mental yang sedang menurun seperti stres, gelisah, takut, kecewa dan putus asa sering mendorong orang menghisap rokok. Mereka merasa lebih tenang dan lebih mudah melewati masa-masa sulit setelah merokok. (Suryaningrat, 2007).
d.        Pengaruh Iklan
Dalam media visual seperti televisi, baliho dan majalah tampak tampilan-tampilan reklame yang sangat profokatif dengan memperlihatkan bahwa dengan merokok seseorang akan lebih macho (Suryanigrat, 2007).
Iklan merupakan media informasi yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menarik para konsumen atau khalayak secara sukarela terdorong untuk melakukan suatu tindakan sesuai yang diinginkan pengiklan.
Banyak iklan rokok di media cetak, dan elektronik  telah mendorong rasa ingin tahu publik tentang produk rokok. Penggambaran tokoh serta adegan-adegan menantang dalam iklan membuat masyarakat menirunya. Ikalan-iklan yang ada merangsang mereka untuk merokok dengan bujukan yang berbeda. Meskipun dalam iklan tidak digambarkan orang merokok akan tetapi adegan-adegan yang identik dengan keperkasaaan dan penuh imajinasi mempengaruhi mereka mengonsumsi rokok (Mu’tadin, 2002).
Tema iklan rokok selalu menampilkan pesan positif seperti macho, bergaya, peduli, setia kawan, dan inspiratif. Berdasarkan penelitian Universitas Prof. Dr. Hamka (Uhamka) dan komisi nasional perlindungan anak (2007), iklan rokok merupakan salah satu penyebab meningkatnya jumlah perokok di Indonesia ( Candra, 2008).

2.2  Dampak Perilaku Merokok
     Perilaku merokok mempunyai dampak bermacam-macam bagi perokok. Menurut Ogden (2000), perilaku mempunyai dua dampak, yaitu positif dan dampak negatif.
a.         Dampak Positif
Merokok memiliki dampak positif yang sangat sedikit bagi kesehatan. Graham dalam ogden (2000) menyatakan bahwa perokok dengan merokok dapat menghasilkan mood positif dan dapat membantu individu menghadapi keadaan-keadaan yang sulit. Smet (1994) menyebutkan keuntungan merokok (terutama bagi perokok) yaitu mengurangi ketegangan, membantu konsentrasi, dukungan sosial dan menyenangkan.
b.        Dampak Negatif
Merokok dapat menyebabkan dampak negatif yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan (Sumartono, 2009). Perokok bukan penyebab penyakit tetapi dapat memicu suatu jenis penyakit. Rokok juga tidak menyebabkan kematian secara langsung tetapi dapat mendorong munculnya penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Berbagai penyakit yang picu karena merokok dimulai dari penyakit kepala sampai dengan penyakit di telapak kaki. Penyakit tersebut antara lain : penyakit jantung, kanker, penyakit saluran pernapasan, penigkatan tekanan darah, gangguan pembuluh darah, pengelihatan kabur, dll seperti pesan peringatan  yang tertera pada bungkusan rokok. (Suryaningrat, 2007)

2.3  Upaya Mengatasi Perilaku Merokok Pada Remaja
Merokok di sekolah yang dilakukan siswa kini semakin banyak, itu dikarenakan siswa yang satu mengajak siswa yang lainnya atau dikarenakan oleh faktor pergaulan. Oleh karena itu para guru lebih ketat lagi dalam melakukan pengawasan dengan mengelilingi tempat-tempat yang sering dijadikan tempat merokok. Selain itu juga melakukan peringatan yang lebih tegas lagi agar para pelanggar khususnya perokok jera dan tidak melakukan hal tersebut lagi baik di sekolah maupun di luar sekolah. Peringatan dari keluarga juga menjadi salah satu cara mengatasi kecanduan rokok. Berbicara atau berkomunikasi dengan orang lain, menyibukkan diri, rajin berolahraga, dan memberikan pengertian-pengertian tentang rokok pada remaja juga dapat mengatasi kebiasaan merokok tersebut.



BAB III
PENUTUP


3.1   Simpulan
Dari makalah ini penulis dapat menyimpulkan:
1.      Banyak remaja yang merokok, hal tersebut terjadi karena faktor keluarga, lingkungan, dan kepribadian.
2.      Banyak sekali upaya yang bisa diatasi agar perokok dapat berhenti merokok, misalnya peringatan dari keluarga juga guru-guru.
3.2  Saran

Setelah membaca makalah ini, semoga para remaja dan masyarakat dapat tersadarkan akan bahaya rokok bagi kesehatan mereka dan segera meninggalkan kebiasaan merokoknya, supaya kesehatan mereka tetap terjaga dan nantinya menjadikan tubuh mereka sehat bugar dan terhindar dari penyakit yang mengancam jiwa mereka.


DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas . 2003 . Kamus Besar Bahasa Indonesia . Jakarta: Depdiknas. http://pratiwirandukan.blogspot.com/2013/02/karya-tulis-ilmiah-bahaya-merokok.html
http : //www.google.com/rokok
http : //www.google.com/prestasi
http : //www.google.com/belajar
http : //www.google.com/siswa

Kamis, 12 Mei 2016

Karangan Ilmiah



Nama : Eriyanti
NPM : 12113935
Kelas : 3KA12

KARANGAN ILMIAH

Pengertian karangan ilmiah
            Suatu karya tulis akan lebih bermakna bila dapat dibaca dan dipahami oleh orang lain yang membacanya, serta bila mungkin dapat juga tersebar secara lebih meluas sesuai dengan sasaran atau target audiencenya. Kita menyusun suatu karya tulis dengan maksud agar dapat dibaca oleh orang lain baik untuk orang tertentu, golongan masyarakat tertentu, atau masyarakat luas.
     Kualitas suatu karya tulis dapat dilihat dari berbagai aspek. Pertama, tentunya kualitas karya tulis tersebut ditentukan oleh topik materi tulisan atau pokok bahasannya, dan hal ini sangat berperan terhadap upaya menarik minat pembaca. Namun, kedua, menarik minat pembaca saja belumlah memadai bila tidak diiringi bahasan yang ingin diungkapkan oleh penulis. Untuk memudahkan pemahaman tersebut sehingga tidak menimbulkan berbagai persepsi dan interpretaasi yang saling berbeda, baik oleh berbagai ragam pembaca maupun oleh berbagai bentuk karya tulis, tentunya penulisan tersebut harus dapat memenuhi persyaratan seperti bentuk format, gaya, maupun sistematika penulisan tertentu yang sudah baku.
      Karangan ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan publikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan
Ciri-ciri karangan ilmiah
Karangan ilmiah mempunyai beberapa ciri-ciri, diantaranya:
a)      Sistematis, artinya mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya.
b)      Objektif, artinya pembahasan suatu hasil penelitian  sesuai dengan yang diteliti.
c)       Cermat, tepat, dan benar.
d)      Tidak persuasive.
e)      Tidak argumentative.
f)        Tidak emotif.
g)       Netral, artinya tidak mengejar keuntungan sendiri atau pihak lain.
h)       Tidak melebih-lebihkan sesuatu.



Tujuan karangan ilmiah
 Tujuan dari pembuatan karangan ilmiah, antara lain :
  • Memberi penjelasan
  • Memberi komentar atau penilaian
  • Memberi saran
  • Menyampaikan sanggahan
  • Membuktikan hipotesa
Sepuluh asas mengarang
Dalam menulis karangan ilmiah sebelumnya harus mengetahui sepuluh asas mengarang yang baik dan benar, berikut adalah sepuluh asas mengarang:
1.      Usahakanlah kalimat-kalimat yang pendek
Panjang rata-rata kalimat dalam suatu karangan merupakan sebuah tolok ukur yang penting bagi keterbacaan. Penulisan kalimat yang panjang harus diimbangi dengan kalimat-kalimat yang pendek sehingga meningkatkan kejelasan karangan.
2.      Pilihlah yang sederhana
    Kalimat yang sederhana lebih meningkatkan keterbacaan suatu karangan.
3.      Pilihlah kata yang umum dikenal
Dalam mengarang pakailah kata-kata yang telah dikenal masyarakat umum sehingga ide yang diungkapkan dapat secara mudah dan jelas ditangkap pembaca.
4.      Hindari kata-kata yang tidak perlu
    Kata-kata yang tak perlu hanya melelahkan pembaca dan melenyapkan perhatiannnya.
5.      Berilah tindakan dalam kata-kata kerja anda
Kata kerja yang aktif, yang mengandung tindakan, yang menunjukkan gerak akan membuat suatu karangan hidup dan bertenaga untuk menyampaikan pesan yang dimaksud.
6.      Menulislah seperti sedang bercakap-cakap
    Dengan mengungkapkan gagasan seperti halnya bercakap-cakap, karangan menjadi lebih jelas.
7.      Pakailah istilah-istilah yang pembaca dapat menggambarkannya
Perkataan yang konkret lebih jelas bagi pembaca daripada perkataan yang abstrak. Sebagai contoh, “factory town”(kota dengan banyak pabrik) lebih mudah ditangkap ada istilah “industrial community”(masyarakat industri).

8.      Kaitkan dengan pengalaman pembaca anda
Karangan yang jelas ialah bilamana dapat dibaca  dan dipahami pembaca sesuai dengan latar belakang pengalamannya.
9.      Manfaatkan sepenuhnya keanekaragaman
Karangan tidak boleh senada, datar, sepi sehingga membosankan pembaca. Harus ada variasi dalam kata, frase, kalimat maupun ungkapan lainnya.
10.  Mengaranglah untuk mengungkapkan, bukan untuk mengesankan
          Maksud utama mengarang ialah mengungkapkan gagasan, dan bukannya menimbulkan kesan pada pihak pembaca mengenai kepandaian, kebolehan, atau kehebatan diri penulisnya. 

Jeni-jenis karangan ilmiah
Karangan ilmiah terbagi beberapa jenis, berikut adalah jenis-jenis karangan ilmiah:
1. Makalah
Makalah adalah karya tulis yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif (menurut bahasa, makalah berasal dari bahasa Arab yang berarti karangan).
2. Kertas kerja
Kertas kerja adalah makalah yang memiliki tingkat analisis lebih serius, biasanya disajikan dalam lokakarya.
3. Skripsi
Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain.
4. Tesis 
Tesis adalah karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi.

5. Disertasi 
Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih dengan analisis tang terinci.

Langkah-langkah pokok pembuatan karangan ilmiah
I. Dalam menggunakan kata dan frase
1.     Hendaknya dihindari pemakaian kata/frase tutur dan kata/frase setempat kecuali bila sudah  menjadi perkataan umum.
2.    Hendaknya dihindarkan pemakaian kata/frase yang telah mati.
3.     Hendaknya kata atau frase yang bernilai rasa digunakan secara cermat, sesuai dengan suasana dan tempatnya.
4.     Hendaknya kata-kata sinonim dipakai secara cermat pula karena kata-kata sinonim tidak selamanya sama benar arti pemakaiannya.
5.     Hendaknya istilah-istilah yang sangat asing bagi umum tidak dipakai dalam karangan umum.
6.     Hendaknya dihindari pemakaian kata asing atau kata daerah bila dalam bahasa indonesia sudah ada katanya, jangan menggunakan kata asing hanya karena terdorong untuk bermegah dan berbahasa tinggi.

II. Dalam menyusun kalimat
1.      Gunakanlah kalimat-kalimat pendek
2.      Gunakanlah bahasa biasa yang mudah dipahami orang
3.      Gunakan bahasa sederhana dan jernih pengutarannya
4.      Gunakan bahasa tanpa kalimat majemuk
5.      Gunakan bahasa dengan kalimat aktif, bukan kalimat pasif
6.      Gunakan bahasa padat dan kuat
7.      Gunakan bahasa positif, bukan bahasa negatif
Langkah-langkah pokok pembuatan karangan ilmiah adalah sebagai berikut :
a.       Memilih sebuah pokok topik yang  ditulis sesuai dengan minat anda, minat pembaca, arti penting topik, fasilitas, dan kesempatan
b.      Mencari sumber yang autoratif
c.       Membatasi pokok soal yang akan dibicarakan agar pengumpulan data, informasi, dan fakta serta pengolahannya terfokus dan agar karangan dapat dikembangkan secara memadai, yaitu pernyataan-pernyataan pendirian didukung dengan hal-hal yang konkret dan spesifik
d.      Menentukan suatu tesis percobaan/garis besar acuan sementara yang menjadi arah umum dan tujuan yang hendak dicapai.
e.       Mencari di perpustakaan judul-judul buku dan artikel yang membicarakan topik yang telah  dipilih dan dibatasi
f.       Mengumpulkan/meminjam buku-buku dan bacaan yang lain yang akan dipakai sebagai sumber.
g.      Mencatat tiap judul buku/bacaan pada sebuah kartu bibliography, lengkap dengan data tentang nama pengarang dan publikasinya. Kartu-kartu  bibliography ini diperlukan untuk menyusun catatan kaki, catatan akhir dan daftar pustaka.
h.      Membaca buku-buku sumber dengan membuat catatan-catatan. Catatan ini dapat berupa kutipan, ringkasan atau komentar pribadi
i.        Menata bahan-bahan yang terkumpul berupa catatan-catatan menjadi suatu garis besar. Dalam hal terakhir ini, anda harus membaca buku-buku lain lagi serta mengadakan pengamatan, wawancara dan sebagainya
j.        Merumuskan tensis final
k.      Menyusun kerangka karangan yang final
l.        Menulis draft pertama karangan. Pengantar tidak selalu yang pertama kali disusun. Mungkin saja batang tubuh karangan ditulis terlebih dahulu, kemudian penutupnya berupa kesimpulan. Setelah itu baru disusun pengantarnya.
Dalam menulis karangan sementara ini, kutipan, catatan kaki/catatan akhir hendaknya diletakan pada tempatnya dan ditulis dengan jelas dan setepat-tepatnya. Baris-baris karangan sementara ini sebaiknya cukup longgar untuk memberi tempat kepada koreksi-koreksi perbaikan. Dalam membuat draft pertama, perhatikanlah petunjuk berikut ini.
1.      Selalu berpegang teguh pada topik
2.      Kata-kata dan susunan kalimat sederhana
3.      Menggunakan pernyataan-pernyataan positif
4.      Tiap kata digunakan dengan sadar akan arti dan maknanya (denotasi dan konotasi)
5.      Menggunakan tanda baca dan cara penulisan menurut ejaan yang resmi dan berlaku
6.      Membaca kembali segala sesuatu yang telah dituliskan, dam memperbaiki rumusan-rumusan yang kurang jelas, kurang tepat.
7.      Selalu mengusahakan dan dipenuhinya asas-asas kesatu paduan, pertautan

Sumber : http://ditaraditya04.blogspot.co.id/2013/01/makalah-karangan-ilmiah.html